Friday, July 15, 2011

Stratifikasi


I.1.  Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Nikmat-Nya, serta tidak lupa terima kasih untuk segala informan dan rekan-rekan,sehingga saya (Robby Lumenta) dapat menyusun makalah ini yang merupakan tugas Sosiologi selama libur lebaran 2010.

Stratifikasi selalu ada di dalam masyarakat. Hal itu terbentuk dengan sendirinya di masyarakat. Stratifikasi Sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas rendah dari berbagai bentuk. Bentuknya sendiri antara lain Stratifikasi Ekonomi, Stratifikasi Sosial, dan Stratikasi Politik. Stratifikasi sosial digunakan untuk menunjukan ketidaksamaan dalam masyarakat manusia. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa banyak dimensi dalam stratifikasi sosial akan tetapi tidak semua dimensi akan ditulis dalam makalah ini mengingat keterbatasan pengetahuan saya soal hal ini.

Oleh karena itu Makalah ini di buat dan disusun untuk mengembangkan dan menyumbangkan pengetahuan, pemahaman terhadap bentuk-bentuk Stratifikasi.




Buku ini membahas pengertian beserta contoh yang saya kemas secara ringkas.
Saya telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam menyusun makalah ini agar dapat mudah dimengerti dan dipahami. serta menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas penulis dan makalahnya.
 Semoga Tuhan Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang selalu memberikan petunjuk kepada kita dalam pembentukan generasi yang maju. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.                       
                                                                                                      Serpong, September 2010
                                                                                                            
                                                                                                            
                                                                                                 
                                                                                                               Penulis(Robby Lumenta)




I.2. DAFTAR ISI
Table of Contents

I.Pembuka

I.1. Kata Pengantar…………………………….................................01
I.2 Daftar Isi…………………………...…………………………….03

II.Isi

II.1. Stratifikasi Ekonomi……………………………………………04
II.2. Stratifikasi Sosial ….………………………………………….06
II.3 Stratifikasi Politik …….………….……………………………09

III.Penutup
III.1. Kesimpulan …………………..………………………………11
III.2. Glosarium……….………...…………………………………..11
III.3. Daftar Pustaka…………...……………………………………11















II.1. ECONOMICAL STRATIFICATION
II.1. STRATIFIKASI EKONOMI

Ekonomi yang dimaksud adalah kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya,                 gambar 1.a dan 1.b gambar orang kaya dan orang miskin
 cara berpakaiannya, maupun ke
-biasaannya dalam berbelanja.
Contohnya adalah orang kaya dan orang miskin. Stratifikasi Ekonomi adalah stratifikasi yang sangat nyata dan mudah dijumpai di dalam masyarakat. Pelapisan Ekonomi dapat dilihat dari segi kekayaan, pendapatan, dan jabatan pekerjaan. Karena setiap orang memiliki kemampuan ekonomi yang berbeda –beda, Maka menyebabkan terjadinya pelapisan atau Stratifikasi Ekonomi. Orang-orang yang berpendapatan sangat besar akan menduduki strata teratas seperti konglomerat, pejabat, presiden, pekerja dengan penghasilan tinggi, dan lain-lain. Sedangkan orang-orang yang memiliki penghasilan kecil ataupun tidak berpenghasilan akan menempati strata terbawah seperti pengemis, gelandangan, pemulung, dan lain-lain.
Diantara lapisan atas dan lapisan bawah terdapat lapisan menengah, yaitu Orang-orang yang berpenghasilan menengah ataupun sedang. Namun setiap orang dapat mengubah lapisannya masing-masing jika orang tersebut mau berusaha dan berprestasi dengan baik. Misalnya seorang anak pembantu berprestasi dan bekerja keras dan menjadi orang kaya saat ia dewasa. Sebaliknya setiap orang yang tidak pandai mempertahankan bisa turun strata, misalnya orang kaya yang bangkrut. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Stratifikasi ekonomi bersifat terbuka. Yaitu memungkinkan seseorang berpindah-pindah dari lapisan satu ke lapisan lainnya.

Sistem pelapisan yang berdasarkan kriteria ekonomi disebut kelas sosial.
• Menurut Karl Marx ada dua macam kelas dalam setiap masyarakat, yaitu kelas atas yang memiliki tanah atau alat-alat produksi lainnya dan kelas bawah yaitu kelas yang tidak memiliki alat-alat produksi kecuali tenaga yang disumbangkan dalam proses produksi.
• Max Weber menyebutkan adanya kelas yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat yang dinamakan stand.
• Joseph Schumpater menyebutkan bahwa sistem kelas diperlukan untuk menyediakan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata.
• Hasan Shadily menyebutkan bahwa kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karena adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas itu masing-masing sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain.
• Secara teoritis kelas-kelas ekonomi masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Kelas Atas (Upper Class), terdiri atas:
• a. Kelas atas lapisan atas.
• b. Kelas atas lapisan menengah.
• c. Kelas atas lapisan bawah.
2) Kelas Menengah (Middle Class), terdiri atas:
• a. Kelas menengah lapisan atas.
• b. Kelas menengah lapisan tengah.
• c. Kelas menengah lapisan bawah.
3) Kelas Bawah (Lower Class):
• a. Kelas bawah lapisan atas.
• b. Kelas bawah lapisan tengah.
• c. Kelas bawah lapisan bawah.
• Mengapa kelas-kelas sosial di dalam masyarakat digambarkan dalam bentuk kerucut? Hal ini berkaitan dengan jumlah warga masyarakat semakin tinggi jumlahnya semakin sedikit.






II.2. SOCIAL STRATIFICATION
II.2. STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial merupakan stratifikasi berdasarkan kasta, tingkat pendidikan, dan jenis pendidikan, serta jenis pekerjaan.
capitalism.gifSistem stratifikasi sosial berdasarkan kasta dapat kita jumpai pada masyarakat Bali. Kasta atau Ukuran kehormatan/Prestise dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur. Juga orang-orang yang memiliki garis keturunan yang dihormati. Contohnya adalah Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra, dan Pariya. Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan dikelopokkan menjadi seperti pandai, sedang, dan bodoh. Stratifikasi di bidang pendidikan antara lain seperti: pendidikan sangat tinggi (professor, doctor), pendidikan tinggi (sarjana, mahasiswa), pendidikan menengah (SMA), pendidikan                                       gambar 2: kasta
rendah (SD dan SMP), dan tidak berpendidikan ( buta huruf ). Stratifikasi berdasarkan pendidikan bersifat terbuka, artinya seseorang dapat naik pada lapisan yang lebih tinggi. Dengan sifat yang terbuka berarti tidak ditentukan oleh factor materi. Orang biasapun bisa menjadi luar biasa asal memiliki tekad yang kuat.
Pelapisan sosial berdasarkan bidang pekerjaan berpatokan pada keahlian, kecakapan, dan keterampilan. Astrid S. Susanto membagi pelapisan sosial berdasarkan ukuran keahlian sebagai berikut:
a.     Elite adalah orang kaya dan orang-orang yang menempati kedudukan atau pekerjaan yang oleh masyarakat sangat dinilai (dihargai)
b.     Profesional adalah orang yang berijazah serta bergelar dari dunia pendidikan yang berhasil.
c.      Semi profesional, misalnya pegawai kantor, pedagang, teknisi, berpendidikan menengah, dan mereka yang tidak berhasil mencapai gelar.
d.     Tenaga terampil, misalnya orang-orang yang mempunyai keterampilan mekanik teknik pekerja pabrik yang terampil dan pemangkas rambut.
e.     Tenaga semi terampil, misalnya pekerja pabrik tanpa keterampilan, pengemudi truk, dan pelayan restoran.
f.       Tenaga tidak terlatih atau tidak terdidik, misalnya pembantu rumah tangga, tukang kebun, dan penyapu jalanan.
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.


Pelapisan sosial berdasarkan kriteria sosial, model pelapisannya berhubungan dengan prestise atau gengsi.
• Prestises atau gengsi pada masyarakat feodal umumnya diukur dari garis keturunan.
• Di Jawa masa kerajaan terdapat pelapisan dari atas ke bawah yakni:
• 1) Raja (Sultan).
• 2) Kaum Bangsawan (Sentono Dalem).
• 3) Priyayi (Abadi Dalem tingkat tinggi).
• 4) Kawulo (wong cilik).
• Di Tanah Karo kedudukan pendiri desa (Marge Taneh) jauh lebih tinggi daripada rakyat biasa (ginemgem) dan budak (derip).
• Di Timor ada kedudukan USIF (bangsawan) dan TOG (orang-orang biasa).
• Di Inggris ada golongan NOBILITY (Bangsawan) dan dibawahnya COMMONER (rakyat biasa).
• Pada Zaman Hindu warga masyarakat digolongkan ke dalam 4 tingkatan, yaitu:
• 1) Kasta Brahmana (ahli agama, pendeta).
• 2) Kasta Ksatria (golongan masyarakat bangsawan).
• 3) Kasta Waisya (golongan masyarakat biasa, pedagang, petani).
• 4) Kasta Sudra (golongan masyarakat pekerja kasar).
• Pada sistem kasta yang disebut TRI WANGSA adalah Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Sedang lapisan terakhir disebut “jaba”.
• Ida (nama untuk Brahmana), Tjokorda, Dewa, Ngahan (nama untuk Ksatria), Bagus, I Gusti, dan Gusti (nama untuk Waisya), Pande, Kbon, Pasek (nama untuk orang Sudra).
• Gelar-gelar tersebut di atas diwariskan secara patrilineal.









II.3. POLITICAL STRATIFICATION
II.3. STRATIFIKASI POLITIK

Inti Politik adalah kekuasaan. Ukuran kekuasaan dan wewenang.Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan. Maka orang yang memiliki kekuasaan atau wewenang paling besar akan sangat dihormati sedangkan orang yang tidak memiliki kekuasaan tidak akan terlalu dihormati. Hal itu terbentuk dengan sendirinya di dalam dunia politik.

Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, maka biasanya orang itu dinamakan pemimpin, dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut-pengikutnya. Perbedaan antara kekuasaan dan wewenang (Authority atau legalized power) ialah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi fihak lain dapat dinamakan kekuasaan. Sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang dapat seseorang atau sekelompok orang, yang mendapat pengakuan masyarakat.

king.jpgStratifikasi politik digolongkan sebagai elite politik meliputi para pemimpin politik, pemimpin militer, pejabat tinggi, dan pengusaha-pengusaha besar. Jadi maksud dari elite politik merupakan kelompok yang mempunyai status tinggi dalam masyarakat. Status tersebut dapat terbentuk karena orang tersebut disegani karena hartanya,  kekuasaannya, dan garis keturunan, dan lain-lain. Contoh orang yang memiliki status tinggi karena hartanya adalah Aburizal Bakrie. Contoh orang berwewenang adalah Kyai-kyai, dan contoh berdasarkan garis keturunan seperti Megawati Soekarno Putri, Keluarga Soeharto, Sri Sultan Hamengkubuwono, dan lain-lain.                          

Gambar 3:raja(contoh pemegan kekuasaan)

Stratifikasi politik atau pelapisan berdasarkan kekuasaan bersifat bertingkat-tingkat(hierarki) yang menyerupai suatu piramida. Menurut Mac Iver, ada tiga tipe umum dalam system dan lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu tipe kasta, tipe oligarki, dan tipe demokratis.

1. Tipe Pertama (Tipe Kasta) adalah sitem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan baku. Biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir-hampir tak terjadi gerak social vertical. Pada puncak piramida, duduk penguasa tertinggi (misalnya Raja), yang didukung oleh bangsawan, tentara dan para pendeta. Lapisan kedua terdiri para petani dan buruh tani. Kemudian lapisan terendah terdiri dari para budak.
2.Tipe Kedua (Tipe Oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi dasar pembendaan kelas-kelas social ditekan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada warga untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu.
3.Tipe Ketiga (Tipe Demokratis). Menentukan kenyataan akan adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya mobile sekali. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang penting adalah kemampuan dan kadang-kadang fator keberuntungan. Tipe ini terbukti dari anggota-anggota parpol yang dalam suatu masyarakat demokrasi dapat mencapai kedudukan-kedudukan tertentu melalui partai.

 

• Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak atau kemauan pemegang kekuasaan.
• Wewenang adalah kekuasaan yang ada pada diri seseorang atau sekelompok orang yang mendapat pengakuan dari masyarakat. Kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang diakui oleh masyarakat disebabkan oleh rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, pemujaan.
• Munculnya sistem kekuasaan kemudian menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan yang sering disebut “Piramida Kekuasaan”.





III.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya tarik adalah dalam kehidupan bermasyarakat memiliki lapisan-lapisan yang disebut stratifikasi. Stratifikasi dibagi menjadi 3 bentuk yaitu stratifikasi sosial, stratifikasi ekonomi, dan stratifikasi politik.
3 Bentuk itulah yang biasanya sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Namun dengan adanya perbedaan antar kelas, hendaknya kita harus tetap bisa bersatu dengan kelas manapun. JRobby

III.2. GLOSARIUM

Prestise: Kasta atau Ukuran kehormatan
Authority atau legalized power: wewenang
Stratifikasi: pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas rendah dari berbagai bentuk.


III.3. DAFTAR PUSTAKA

Nurseno. 2009. Theory and Application of Sosiology 2. Jakarta. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
http://id.answers.yahoo.com
http://5osial.wordpress.com
http://fisip.uns.ac.id/

No comments:

Post a Comment