Friday, July 15, 2011

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL
·         Pengertian proses sosial:
Cara – cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok – kelompok social saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk – bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan – perubahan yang menyebabkan goyahnya pola – pola kehidupan yang telah ada.
·         Pengertian interaksi social:
Salah satu bentuk proses social yang merupakan kunci semua aspek kehidupan social (ekonomi, hukum, politik, social budaya, dsb).
·         Bentuk – bentuk interaksi social:
1.    Kerjasama (Cooperation)
2.    Persaingan (Competition)
3.    Pertentangan (Conflict)
·         Menurut Gillin & Gillin, interaksi social tergolong menjadi:
1.    Association Process (proses yang asosiatif) yaitu proses dalam interaksi social yang mengarah pada kesatuan, kerja sama, dan keseimbangan yang terbagi dalam 4 bentuk, yaitu:
§  Akomodasi
§  Akulturasi
§  Asimilasi
§  Kerja Sama
o   Akomodasi:
§  merupakan suatu keadaan yaitu adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara individu dalam kaitannya dengan norma. Sebagai proses akomodasi adalah uisaha – usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan demi mencapai kestabilan.
§  Tujuan akomodasi berbeda – beda sesuai dengan situasi yaitu:
·         Mengurangi pertentangan antarindividu yang berbeda paham
·         Mencegah munculnya pertentangan
·         Memungkinkan kerjasama antara kelompok yang terpisah akibat factor social psikologis dan kebudayaan
·         Mengupayakan peleburan kelompok yang bertikai
§  Bentuk – bentuk akomodasi:
·         Coercion (Secara paksaan)
·         Compromise (saling memahami)
·         Arbitration (cara mencapai kompromi, keputusan mengikat)
·         Mediation (penyelesaian damai, keputusan tidak mengikat)
·         Conciliation (mempertemukan keinginan)
·         Toleration (toleransi, menghindari perselisihan)
·         Stalemate (berhenti pada suatu titik)
·         Adjudication (penyelesaian sengketa lewat pengadilan)
o   Akulturasi:
§  Merupakan percampuran 2 kebudayaan atau lebih saling mempengaruhi untuk jangka waktu lama, tapi tidak menghilangkan kebudayaan asli (dari sudut budaya). Dari sudut sosiologi terjadi antara kelompok – kelompok. Contoh: pertukaran pelajar.
o   Asimilasi:
§  Dari sudut budaya, percampuran 2 budaya atau lebih saling bergaul, pengaruh – mempengaruhi, untuk jangka waktu lama, dan akhirnya melahirkan kebudayaan baru. Dari sudut sosiologi bisa terjadi antarindividu atau antar kelompok. Contoh: perkawinan campuran.

§  Faktor yang mempermudah asimilasi:

1.    Toleransi
2.    Kesempatan ekonomi yang seimbang
3.    Sikap menghargai orang lain dan kebudayaannya
4.    Sikap terbuka dari penguasa
5.    Adanya musuh bersama dari luar

§  Faktor penghambat asimilasi:
1.  Kehidupan suatu golongan dalam masyarakat terisolasi
2.  Pengetahuan yang terbatas tentang kebudayaan yang dihadapi
3.  Perasaan takut pada kebudayaan lain
4.  Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih superior
5.  Perbedaan warna kulit, dan ciri-ciri fisik lain
6.  Feeling in-group yang terlalu besar
7.  Bila golongan minoritas mendapattekanan dari golongan mayoritas
8.  Perbedaan kepentingan
o   Kerjasama (coorporation)
§  Spontanneous coorporation (spontan)
§  Directed coorporation (langsung)
§  Contractual coorporation (kontrak)
§  Traditional coorporation (tradisional)

Ada juga bentuk yang lain:
§  Kerukunan (antarnegara)
§  Koalisi (perusahaan penerbangan dan travel agent)
§  Joint-venture (dalam bidang fashion misalnya)
2.    Dissiociation process (proses disosiatif):
a.    Persaingan (competition)
b.    Pertentangan (conflict)
c.    Kontraversi
o   Kompetisi (competition)
§  Ekonomi (antar provider)
§  Kebudayaan (antarbudaya, supporters)
§  Kedudukan dan peranan (merebut kedudukan)
§  Ras (obama dan hillary)
o   Conflict (pertentangan)
§  Pribadi (dalam keluarga)
§  Perbedaan kebudayaan (pernikahan antarbangsa)
§  Kelas-kelas sosial (antarkasta, buruh dan pimpinan)
§  Politik
§  Internasional
§  Antarindividu, rasial, perubahan sosial
o   Kontraversi (contravertion)
(menyebarkan desas-desus, menciptakan kebencian, contoh kebencian kepada AS)
§  Umum (tawuran di Matraman)
§  Intensif (penghasutan pada pemogokan buruh yang tidak terjadi)
§  Sederhana (saling menyangkal lewat media)
§  Taktis (mengejutkan, membingungkan, contoh: kampanye parpol)













KELOMPOK SOSIAL
·         Pengertian kelompok sosial menurut Mac. Iver & Charles H. Page
1.    Merupakan kumpulan manusia secara fisik yang memiliki persamaan ciri-ciri  tertentu
2.    Sejumlah orang yang memilki pola interaksi yang terorganisir dan terjadi secara berulang-ulang
3.    Setiap kumpulan orang yang memilki kesadarn bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi
4.    Merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, ada kaitan yang saling mempengaruhi dan ada kesadaran untuk saling menolong
·         Syarat untuk terbentuknya kelompok sosial
1.    Setiap anggota sadar bahwa ia merupakan bagian dari kelompok
2.    Ada hubungan timbal balik (antar anggota)
3.    Ada faktor yang dimilki bersama antara lain: nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama menjadi pemersatu / pemikat (musuh sama)
4.    Berstruktur, mempunyai pola perilaku
5.    Bersistem dan berproses
·         Tipe-tipe kelompok sosial menurut WG Summer
Berdasarkan faktor simpati dan perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok yaitu:
1.    in group à dasar sikap etnosentrisme stereotip bangsa pilihan, the middle imperium Cina.
2.    out group
(Bisa menimbulkan / dapat merupakan dasar sikap etnosentrisme)





KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
·         Definisi kebudayaan menurut Antropolog E. B Taylor (1817)
Memberikandefinisi kebudayaan sebagai berikut: “kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain-lain, kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan sebagai anggota masyarakat.”
·         Unsur kebudayaan
Tujuh unsur kebudayaan universal menurut Antropolog C Kluckhohm:
1.    Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, rumah, alat-alat produksi)
2.    Mata pencaharian hidup dan system ekonomi (pertanian, system produksi / distribusi)
3.    Sistem masyarakat (kekerabatan, orpol)
4.    Bahasa (lisan / tulisan)
5.    Pengetahuan
6.    Kesenian (seni rupa, dan lain lain)
7.    Religi (system kepercayaan)
·         Fungsi kebudayaan
1.    Melindungi manusia dan alam
2.    Mengatur dan menjaga ketertiban masyarakat
3.    Memberikan kepuasan spiritual bagi manusia
Kebudayaan terdiri dari simbol-simbol (sesuatu yang digunakan untuk melambangkan suatu hal)
Simbol yang diberi makna oleh manusia, misal:
1.    Simbol konstatatif (gambaran): surga
2.    Simbol konotatif: bunga
3.    Simbol penilaian: indah, baik, dan cantik
4.    Simbol pengungkapan: sedih, senang



·         Bentuk kebudayaan:
Material culture àperalatan hidup (kebudayaan, kebendaan, teknologi, gedung, dsb)

Kebudayaan (culture)

Immaterial culture à nama, nilai (kebudayaan abstrak adat-istiadat, kesenian, dsb)
·         Wujud kebudayaan
1.    Cultural system (ide, gagasan, nirma, dll)
2.    Social system (interaksi)
3.    Material culural (gedung, benda artefak, dll)

















STRATIFIKASI SOSIAL
·         Pengertian
Pengertian dan bentuk stratifikasi sosial:
o   Aristoteles (Yunani) mengatakan bahwa di dalam Negara terdapat 3 unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang berada di tengah-tengahnya.
o   Pitirim A. Sorokin: stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis)
Bentuk stratifikasi sosial:
1.    Strstifikasi sosial terbuka
Memungkinkan seseorang untuk pindah ke lapisan yang lain dengan jalan berusaha untuk mencapainya. (=achieved status)
2.    Stratifikasi sosial tertutup
Stratifikasi sosial tertutup tidak memungkinkan seseorang untuk pindah ke lapisan lain. Satu-satunya jalan untuk masuk satu lapisan melalui kelahiran. (=ascribed status)

·         Dasar pembentukan stratifikasi sosial
Ukuran / kriteria yang dipakai untuk menggolongkan masyarakat dalam lapisan tertentu berbeda antara di kota dengan di desa. Di kota misalnya biasanya digunakan ukaran sebagai berikut:
1.    Ukuran kekayaan
2.    Ukuran kekuasaan
3.    Ukuran kehormatan
4.    Ukuran pengetahuan
Sedangkan di desa atau masyarakat pedesaan ukurannya: seringnya naik haji, memiliki tanah yang luas, dll.




·         Fungsi stratifikasi sosial
Kingsfy Davis, Wilberd E. Moore dalam “Some principle of Stratification” menyatakan:
Ø  Stratifikasi merupakan sarana bagi alokasi peran social
Ø  Masyarakat membutuhkan berbagai macam pekerjaan (sosialisasi)
Ø  Tingkat pendidikan dan kemampuan. Merupakan individu pada jabatan penting, imbalan memadai, disimpulkam bahwa strata sosial berfungsi baik.
Makna stratifikasi (peluang hidup dan perilaku)
Lipset dan Bendix dalam “Class, status and power” strata sosial:
1.    Harapan bayi hidup
2.    Kestabilan keluarga
3.    Kesehatan psikis (mental)
4.    Kehidupan beragama
5.    Sikap politik

·         Unsur-unsur stratifikasi sosial (Ralph Linton / 1803-1953)
1.    Kedudukan (status): kumpulan hak dan kewajiban tertentu yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. (posisi dalam suatu kelompok sosial)
2.    Peranan (role): suatu pola perilaku yang didasarkan atas kedudukan tertentu dalam kolektiva keadaan sosial tertentu (aspek dinamis dari kedudukan)
Kedudukan perolehan (ascribed status): kedudukan yang diperoleh tanpa usaha apapun. Contoh: pemuda, wanita, anak suung, orang Subda.

Kedudukan raihan (achieved status): sebagai hasil usaha, contoh: mahasiswa Stikom, sarjana, hakim, camat.

Urutan kedudukan (status sequence): urutan bagian yang ditempati oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu menurut pola tertentu. Contoh: SD, SMA/SMU, Sarjana.

·         Konsekuensi stratifikasi sosial
Perbedaan tingkat pendidikan, kekayaan, status, atau kelas sosial juga menimbulkan sejumlah perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti: gaya hidup, peluang hidup dan kesehatan, pekuang bekerja dan berusaha, respons terhadap perubahan, pola sosialisasi dalam keluarga, dan perilaku politik (Hortin & Hunt).
1.    Gaya hidup
Kelas sosial menengah dan atas pada umumnya lebih atraktif dan eksklusif (tutur kata, cara berpakaian, pilihan hiburan, pemanfaatan waktu luang, dsb)
2.    Peluang hidup dan kesehatan
Contohnya angka kematian bayi di kalangan bawah, hidup yang jauh dari lingkungan yang bersih mudah sakit. Belum lagi bila diserang penyakit yang kini mahal perawatan. Beda dengan kalangan atas yang tebtu memilki sarana untuk menjaga kesehatan.
3.    Peluang bekerja dan berusaha
Sulit mendapatkan pendidikan karena dibelit kemiskinan, usaha kecil-kecilan yang sering ditertibakan, menyebabkan tidak mudah meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan kelas menengah dan atas memilki dana untuk mencapai pendidikan setinggi-tingginya, dan bila mencari pekerjaan bisa ditopang oleh koneksi, dll
4.    Respons terhadap perubahan
Kelas sosial atas lebih terbuka terhadap ide-ide baru seperti penawaran kredit bank, alat-alat produksi terbaru, dll sedangkan kelas bawah masih berkutat dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
5.    Kebahagiaan dan sosialisasi dalam keluarga
Menurut Horton & Hunt, ada kecenderungan tingkat sosiallah yang mempengaruhi kebahagiaan sebuah keluarga. Kelas yang berada lebih mudah berbahagia karena bisa memenuhi kebutuhan keluarga, juga bahwa kekerasan lebih banyaj dijumpai dalam keluarga kelas bawah (kurangnya watu sosialiasasi antaranggota keluarga)
6.    Perilaku politik
Kelas menengah dan atas seiring dengan tingkat pendidikannya lebih sadar tentang perkembangan politik dan punya kesempatan untuk turut dalam kegiatannya.

CONFORMITY DAN DEVIATION
·         Pengertian Comformity atau Conformitas
Merupakan bentuk yang di dalamnya seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok (John M. Shepard).
Conformitas berhubunga erat dengan sosialisasi. Sejak kecil kita diajarakan orang tua untuk berperilaku sesuai dengan jenis kelamin, kalau anak laki-laki tentu saja diberikan mainan yang sesuai atau diajarkan sikap yang sesuai dengan kelaminnya, hal yang sama diterapkan kepada anak perempuan. Yang jelas semua kita diajarkan begaimana bersikap dan betatalaku sesuai harapan masyarakat.
Contoh: orang tua tentu tidak akan mengajarkan anak laki-lakinya untuk bermain boneka misalnya.
·         Pengertian Deviation atau penyimpangan
Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi (James Vander Zanten).

Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang dan tindakan-tindakan menyimpang ditentukan batasannya oleh norma-norma kemasyarakatan yang berlaku dalam suatu kebudayaan. Suatu tindakan yang mungkin dapat diterima dalam satu situasi mungkin tidak patut diterapkan dalam satu situasi berbeda (tembak mati teroris).
Secara umum digolongkan dalam:
1.    Tindakan yang non conform (tidak sesuai nilai dan norma) contoh: memakai sandal jepit ke acara formal, hobi bolos sekolah, dll.
2.    Tindakan yang asosial (tindakan yang melawan kebiasaan dan kepentingan umum) contoh: tidak bergaul, keinginan bunuh diri, homoseksual, dll
3.    Tindakan kriminal (melanggar aturan hukum yang berlaku, mengancam jiwa dan keselamatan orang lain) contoh: perampokan, pembunuhan, korupsi, perkosaan, dll
Tahapan penyimpangan:
1.    Penyimpangan primer (primer deviation)
(temporer, ngebut, memalsukan pajak, mabuk)
2.    Penyimpangan sekunder (secondary deviation)
(berulang-ulang, mengganggu ketertiban umum)
3.    Gaya hidup menyimpang (deviant life style)
(pernikahan sejenis)
4.    Karier menyimpang (deviant career)
(mafia, yakuza, dll)

·         Teori-Teori
Mengapa orang melakukan penyimpangan? Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan hal tersebut.
a.    Teori differensial association
Menurut Edwin H. Sutherland berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada differensial association pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya (cultural transmision) tergantung lamanya, intensitas, prioritas dalam interaksi. (lewat penjara pergaulan = white collar crime)
b.    Teori Labeling
(Edwin M. Lemert)
Menurut Edwin, seorang menjadi penyimpang karena proses labeling-pemberian julukan, cap, etiket, merk, yang diberikan masyarakat kepadanya. Contoh: mantan narkobais, psk, dll
c.    Teori Merton
Robert K. Merton mencoba menjelaskan penyimpangan sosial pada jenjang mikro, yaitu struktur sosial. Menurut Merton, struktur sosial tidak hanya menghasilakn perilaku konformis, tetapi menghasilakn pula perilaku menyimpang. Menurut Merton ada 5 type cara adaptasi individu terhadap situasi (4 diantaranya mempunyai perilaku menyimpang).

·         Tipologi cara-cara adaptasi individu menurut Merton:
Cara adptasi
Tujuan budaya
Cara yang diinstusionalisasikan
      I.        Comformity
+
+
    II.        Innovation
+
-
   III.        ritualism 
-
+
  IV.        retreatism
+
-
   V.        rebellion
-
+

a.    conformity
merupakan cara yang paling banyak dilakukan. Perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, dan mengikuti cara-cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujun tersebut.
b.    Inovasi
Merupakan cara dalam mana perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang masyarakat. Contoh: mencuri untuk diberikan kepada orang miskin
c.    Ritualisme
Perilaku seseorang yang telah meninggalkan tujuan budaya, namun masih tetap berpegang pada car-cara yang telah ditentukan masyarakat. (anatara mengisi formulir dengan segera membantu di UGD)
d.    Retreatism
Perlaku individu tidak mengikuti tujuan budaya dan tidak emngikuti cara untuk meraih tujuan tersebut. (meninggalkan keluarga hanya untuk bisa memenuhi kebutuhan akan alcohol . mabuk-mabukan)
e.    rebellion (pemberontakan)
seseorang tidak lagi mengakui struktur sosial yang ada dan berupaya menciptakan struktur sosial yang lain. Contoh: GAM di Aceh, dll

No comments:

Post a Comment