Friday, July 15, 2011

Perbedaan Gender

Pendapatku :
Sri Mulyani hanyalah contoh dari ribuan wanita yang sukses dalam pekerjaannya. Ia diakui oleh dunia dan menjabat menjadi Direktur Bank Dunia.  Bahkan belum ada pria yang mampu menyaingi Sri Mulyani. Sri Mulyani sangat berperan pada bangsa Indonesia pada saat ia menjabat menjadi Menteri Keuangan. Prestasinya yang sangat gemilang membawa harum citra Indonesia dan kaum perempuan.
Di Indonesia, penyetaraan gender sudah dilakukan dengan undang-undang yang diterapkan sejak lama. Namun sering kali kebablasan karena budaya yang diberikan secara turun-temurun. Ya, laki-laki biasanya selalu lebih berkuasa dibandingkan perempuan. Hal itu sangat tampak terlihat dalam bidang pekerjaan, status, dan sebagainya. Laki-laki lebih terlihat memiliki kekuatan disbanding perempuan. Namun dengan jaman yang semakin berkembang dan teknologi dimana-mana hal ini pudar. Menurut saya penyetaraan gender sudah berlangsung amat baik dilihat dari kacamata sosiologis. Wanita banyak yang menjadi wanita karir dan pekerjaan yang dilakukan wanita bahkan bisa lebih baik dibbandingkan pria.
Pria memiliki sifat cenderung menggunakan otot dan cara berpikir yang pendek sedangkan wanita bersifat cenderung menggunakan perasaan. Image perempuan yang banyak orang mengira bahwa pekerjaan laki-laki hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan wanita. Namun di era modern seperti pada saat ini sudah terhapus. Perempuan Indonesia diperjuangkan oleh R.A Kartini dan hasilnyapun tak sia-sia. Buktinya sudah ada wanita yang menge-cap sebagai Presiden Republik Indonesia yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Banyak sederet wanita-wanita yang mendapatkan peran penting.
Walau terkadang terjadi pembeda-bedaan antara gender laki-laki dan gender perempuan, Namun hal itu sudah tidak lagi mencolok dimasyarakat. Contoh seperti koki terkenal yang didominasi oleh laki-laki. Padahal perempuanlah yang kebanyakan memasak. Namun Farah Queen menjadi koki yang terkenal.
Pembeda-bedaan gender juga tampak terlihat dalam agama. Paus adalah pemimpin agama namun haruslah seorang laki-laki.  alam Keadaan ini seharusnya akan dapat dirubah sekarang ini dengan semakin banyaknya pendidikan, sehingga dapat peluang untuk membuka wawasan mereka melakukan suatu perubahan. Jika kebutuhan primer tersebut dapat dipenuhi, maka langkah berikutnya yaitu menyeimbangkan tugas dan peran laki-laki serta perempuan menjadi seimbang dan menghilangkan diskriminatif.
Melihat fenomena yang demikian pekerjaan perempuan memang menoreh pandangan bahwa, pekerjaan yang dilakoni oleh kalangan perempuan merupakan pekerjaan yang rendah apabila dibandingkan dengan pekerjaan kaum laki-laki. Bagi kelas menengah dan golongan kaya, beban kerja yang dilakukan oleh perempuan tersebut dilimpahkan oleh pembantu rumah tangga. Dan hal itu sesungguhnya mereka merupakan sebagai korban dari bias gender di masyarakat.
Tetapi kesimpulan yang dapat saya tarik penyetaraan gender sudah berjalan dengan baik pada saat ini. Perhatian kepada kaum hawapun sudah terpenuhi dan sekarang hanya perlu mengetahui bagaimana menghargai dan menghormati sesame tanpa membeda-bedakan lawan jenis.

No comments:

Post a Comment