Friday, July 15, 2011

Dinamika Kebudayaan


Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Nikmat-Nya, serta tidak lupa terima kasih untuk segala informan dan rekan-rekan,sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang merupakan suatu syarat tugas Sosiologi mengenai bab 5, Kelompok Sosial.

Manusia dalam kehidupannya memiliki kebudayaannya masing-masing. Pengertian kebudayaan secara umum adalah keseluruhan sistem gagasan atau idea tau tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.

            Oleh karena itu Makalah ini di buat dan disusun untuk mengembangkan dan menyumbangkan pengetahuan, pemahaman terhadap kebudayaan dan kelompok sosial. Penulisan ini membahas mengenai contoh kebudayaan sosial.
Penulis telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam menyusun makalah ini agar dapat mudah dimengerti dan dipahami. serta menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas penulis dan makalahnya.

 Semoga Tuhan Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang selalu memberikan petunjuk kepada kita dalam pembentukan generasi yang maju. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
                                        
                              Tangerang, Januari 2011


                       

  Penulis

DINAMIKA KEBUDAYAANKU

Keluargaku terdiri dari 5 orang. Anggota keluargaku adalah Ayahku, Ibuku, Kakakku yang pertama, Kakak kedua, dan saya sendiri sebagai anak paling kecil. Saya sendiri hidup di masyarakat yang beraneka ragam karena disini adalah Indonesia yang memiliki kebudayaan yang beragam. Dinamika kebudayaanku berdasarkan 7 unsur kebudayaan universal

1.     Perlengkapan hidup/ peralatan hidup

Manusia tentu memerlukan perlengkapan dan peralatan yang menunjang kehidupan manusia. Di keluargaku, kami termasuk keluarga menengah ke atas. Perlengkapan dan peralatan hidup dikeluargaku adalah:
a)      Rumah sebagai tempat tinggal kami. Kami memiliki rumah yang cukup luas, aman dan sangat nyaman untuk ditinggali. Rumah kamipun sudah cukup mewah dengan berbagai fasilitas didalamnya.
b)      Toko sebagai tempat bekerja. Walaupun kami sudah cukup sejahtera, kami memiliki took untuk membuka bisnis yang dikelola ibu saya.
c)      Pakaian yang sudah lebih dari cukup kami miliki. Walau tidak mahal namun pakaian kami sudah sangat layak dan baik untuk dipakai sehari-hari. Setiap anggota keluarga memiliki berbagai macam jenis pakaian mulai dari pakaian pesta, sehari-hari, seragam kantor/ sekolah, jaket, dan lain-lain.

2.     Sistem Ekonomi

Seperti manusia secara umumnya memiliki kebutuhan yang tidak dapat dihindarkan. Maka dari itu manusia membutuhkan sumber pencaharian. Pekerjaan atau profesi pasti dibutuhkan oleh setiap manusia untuk mempertahankan hidup. Ayahku bekerja sebagai pegawai swasta disebuah perusahaan kecil yang tidak ternama di Jakarta. Ibuku bekerja sebagai pedagang toko disebuah pasar modern di tangerang. Sedangkan kakak-kakak saya masih belum memulai bekerja. Tetapi mulai melakukan kegiatan ekonomi dari sector kecil-kecilan seperti berjualan pulsa elektrik dan sebagainya. Saya sendiri memang belum bekerja tetapi mulai melakukan usaha kecil-kecilan dengan mengajar sebagai guru private bahasa inggris.

3.     Sistem kekerabatan atau kemasyarakatan

Didalam kehidupan sosial dapat dilihat bagaimana status dan peran seseorang didalam masyarakat. Keluarga kami merupakan keluarga yang sederhana. Kami dapat dibilang berada di kedudukan menengah. Kami hidup bermasyarakat seperti masyarakat pada umumnya. Kami berinteraksi dengan sesama baik yang sama ataupun berbeda agama, etnis, umur, jabatan, dan lain-lain. Kami juga turut berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa seperti kedua orang tuaku selalu menggunakan hak suaranya dengan baik dalam setiap kesempatan pemilihan umum. Kadang bila terjadi bencana di Indonesia kami juga turut menyumbang untuk membantu para korban.

4.     Sistem Religi

Kami berasal dari keluarga tionghoa yang kebanyakan beragama konghucu ataupun budha. Keluargaku hapir rata-rata menganut agama budha. Kami selalu melakukan dan merayakan upacara-upacara yang umumnya dilakukan oleh masyarakat yang memeluk agama budha. Seperti setiap tahun keluargaku merayakan tahun baru cina atau yang disebut imlek. Kami juga sering ke vihara ataupun klenteng untuk berdoa dan beribadah. Kami juga melakukan upacara lainnya seperti sembahyang pada hari-hari besar dalam agama budha.

5.     Kesenian

Dalam keluarga kami karena kami merupakan etnis tionghoa kesenian yang kami nikmati adalah berbagai hasil kesenian dari budaya tionghoa. Seperti setiap tahun baru cina atau imlek kami menikmati tarian barong sai dan naga. Selain itu, hasil kesenian lainnya adalah seperti guci, piring, patung, gelas, dan pernak-pernik lainnya yang dibuat dari tanah liat dan memiliki corak kekhasan bangsa cina. Selain itu terdapat lagu-lagu perayaan imlek yang diputar setiap tahun lengkap dengan khas music cina yaitu alat music seruling bamboo, gitar cina, dan yang lainnya.

6.     Sistem Pengetahuan/ IPTEK

Pendidikan menjadi kebutuhan primer manusia pada saat ini. Karena zaman telah berkembang hampir seluruhnya mengandalkan ilmu pengetahuan atau IPTEK agar tenaga kita dapat digunakan dalam pekerjaan kelak. Di dalam keluargaku kami semua mengemban pendidikan. Ayahku lulusan sarjana jurusan manajemen; Ibuku tidak melanjutkan ke perguruan tinggi setelah tamat SMA; Kakakku yang pertama sekarang sedang menyusun skripsi, Ia mengambil jurusan psikologi sosial; kakakku yang kedua sedang menjalani kuliah di semester 5 dengan jurusan public relation; dan saya masih menduduki kursi SMA kelas dua dengan jurusan IPS.

7.     Bahasa
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain agar dapat melangsungkan kehidupan dengan baik. Maka itu manusia berhubungan satu sama lain dengan berkomunikasi. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk melakukan komunikasi. Bahasa yang saya gunakan didalam keluarga saya adalah bahasa verbal yaitu bahasa Indonesia. Kami menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi satu sama lain. Dari kecil saya sudah diajari untuk berbicara bahasa Indonesia yang baik. Walaupun kami etnis tionghoa, namun tidak ada satupun dari kami yang menguasai bahasa khek ataupun mandarin. Ayahku yang merupakan orang Bangka(Sumatera) mengusai bahasa Bangka dengan baik. Ibuku yang merupakan orang Jawa dapat berbicara menggunakan bahasa Jawa. Namun kami semua hidup dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik.


APLIKASI FUNGSI KEBUDAYAAN DI KELUARGAKU

Kebudayaan memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan masyarakat. Karena fungsi kebudayaan tersebutlah, kebudayaan selalu diturun-temurunkan dari generasi satu ke generasi berikutnya. Fungsi kebudayaan antara lain adalah:

a.      Social Order

Berarti menciptakan ketertiban. Contohnya seperti didalam keluargaku, kami dapat hidup sejahtera karena perekonomian yang lancar. Selain itu kami dapat hidup damai dan tenteram karena keluargaku menuruti hokum yang berlaku dinegara Indonesia.

b.      Pemenuhan Kebudayaan

Berarti budaya kita telah terpenuhi dengan adanya upaya pemenuhan. Contohnya seperti didalam keluarga saya kami hidup dengan kebudayaan gaya modern yang sudah mengelilingi kami. Seperti berbelanja di pasar modern atau pusat perbelanjaan. Lalu kami semua memiliki kebutuhan berkomunikasi. Karena jaman yang sudah maju dan canggih, setiap anggota keluarga memiliki handphone atau telepon genggam agar kami dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mudah.

c.       Memberikan pola perilaku

Salah satu fungsi kebudayaan yang satu ini sangat nyata dalam aplikasi kehidupan kami sehari-hari. Contohnya seperti kami memiliki sopan dan santun yang selalu diturun-temurunkan. Di dalam etnis china, sebelum kami makan, kami selalu melaporkan atau bilang kepada kerabat atau orang yang ada disekitar kita bahwa kita akan makan. Contoh lainnya kami selalu menunduk saat ingin melewati orang yang lebih tua sambil mengucapkan kata permisi. Kami juga memiliki panggilan masing-masing pada setiap keluarga, seperti koko(kakak laki-laki), cici(kakak perempuan), dan lain-lain.

SIFAT KEBUDAYAAN BERDASARKAN KEBUDAYAANKU

Sifat kebudayaan dibagi menjadi 3, yaitu bersifat universal; stabil dan dinamis; menentukan kehidupan manusia.


a.      Bersifat universal

Kebudayaan bersifat universal. Hampir seluruh etnis tionhoa dinegeri manapun memiliki kebudayaan yang mirip dengan kebudayaan yang ada di dalam keluarga saya. Contohnya seperti budaya berpakaian ala cina; berkomunikasi dengan bahasa mandarin, bahasa Indonesia, bahasa khek, dan lain-lain; Musik dengan kekhasan china dan lain-lain.

b.      Stabil dan dinamis

Kebudayaan yang stabil dan dinamis adalah kebudayaan yang terus berkembang dan bersifat tetap atau stabil. Contohnya seperti didalam keluarga saya, kebudayaan etnis tionghoa telah berkembang dan bercampur dengan kebudayaan modern. Seperti kebebasan memeluk agama. Dulu kebanyakan etnis tionghoa beragama budha ataupun kong hucu. Namun sekarang banyak juga etnis tionghoa yang memeluk agama katolik, Kristen, ataupun islam sekaligus.


c.       Menentukan kehidupan manusia

Kebudayaan menjadi penentu kehidupan manusia karena manusia hidup dengan menghasilkan kebudayaan dan menikmatinya (cultural determinism).

WUJUD KEBUDAYAAN YANG ADA DIDALAM KEBUDAYAANKU
1.      Benda hasil karya manusia
Wujub kebudayaan ini bersifat nyata. Contohnya didalam keluargaku adalah benda-benda kebudayaan seperti patung dewa-dewi yang dipercaya membawa keberuntungan; guci, piring, dan kerajinan tangan lainnya bercorak khas cina.

2.      Komleksitas ide, gagasan, peraturan, nilai, dan norma
Nilai dan norma paling berperan penting didalam kehidupan masyarakat. Contoh didalam kelurgaku adalah sopan terhadap yang lebih tua. Hal ini bersifat abstrak atau tidak nyata

3.      Kompleksitas aktivitas dan pola perilaku masyarakat
Berarti pola dan aktivitas yang komplek, luas, dan terus berkembang. Seperti kehidupan di keluargaku yang sudah bercampur dengan kebudayaan modern. Tidak kental kebudayaan yang seperti dulu.

Contoh pendapat dalam bahasa inggris 1

I am very sad to read about this news. I think, it’s like a thef which was done sofly by Malaysia over and over again. They claimed Indonesian culture. Eventhough the fact that they are Indonesian culture. I think that this is a serious problem.
 How could have it happened? Well, in my opinion It happened because Indonesia was very late to claim all our culture and Indonesia didn’t seem really care with this. Eventhough It has been proved by the documentary movie from Discovery channel and Wikipedia said that they were all from Indonesia.  Gorvenment of Indonesia must have done something wrong. Beside that, Malaysia is intelligent enough to use this moment. Most of people in Indonesia (especially teenagers) don’t care about Indonesian culture anymore. They will be proud if they wear, use, or do something which are from the other country (especially America). So, if I were Malaysian, I would take this time to steal and claim any other Indonesian culture because I think this is the best time. Not just once, They took them many times, many cultures which are from Indonesia.
 There are a lot of things that Malaysia has claimed. Those are angklung which seems like Malaysian bamboo, a song titled “Rasa Sayange”, Pendet dance which is from Bali, Batik, Wayang Kulit (Javanese puppet), Reog Ponorogo, Kuda Lumping, Rafflesia Arnoldy flower, and Rendang Padang. In the news above it talks about Pendet dance which is Bali welcome dance, was claimed by Malaysia and a lot of people protest about it. In this situation  we can’t just blame Malaysia as the subject for this. But we should blame and demand to Indonesia government about this. Indonesia must do something for this. This is a valuable experience because Indonesia wouldn’t realize if this wasn’t gonna happen.
According to my opinion, there are two ways out from this situation. Firstly, I’m not interested to curse our neightbour contry, Malay. We should blame Indonesia. Indonesia has to keep and claim all things, dance, music, musical instrument,etc even the word just like “cape deh” was claimed by Malaysia. This way will be helpful, if Malaysia tries to get anoher one, we can bring it to the court.
Secondly, All things happened because those are reasons behind that. Malaysia must have some reasons why they did it. I think, we don’t need to think about external things. Let’s just think about internal thing in Indonesia, because beside this problem, We have a lot of problems. If we are as Indonesian people care, we have to do something even the thing that we do is a simple thing. If we don’t start to fix it, many other culture will be taken.
For those reasons above, I think that we should start it start from now. Because  it is urgent.

Perbedaan Gender

Pendapatku :
Sri Mulyani hanyalah contoh dari ribuan wanita yang sukses dalam pekerjaannya. Ia diakui oleh dunia dan menjabat menjadi Direktur Bank Dunia.  Bahkan belum ada pria yang mampu menyaingi Sri Mulyani. Sri Mulyani sangat berperan pada bangsa Indonesia pada saat ia menjabat menjadi Menteri Keuangan. Prestasinya yang sangat gemilang membawa harum citra Indonesia dan kaum perempuan.
Di Indonesia, penyetaraan gender sudah dilakukan dengan undang-undang yang diterapkan sejak lama. Namun sering kali kebablasan karena budaya yang diberikan secara turun-temurun. Ya, laki-laki biasanya selalu lebih berkuasa dibandingkan perempuan. Hal itu sangat tampak terlihat dalam bidang pekerjaan, status, dan sebagainya. Laki-laki lebih terlihat memiliki kekuatan disbanding perempuan. Namun dengan jaman yang semakin berkembang dan teknologi dimana-mana hal ini pudar. Menurut saya penyetaraan gender sudah berlangsung amat baik dilihat dari kacamata sosiologis. Wanita banyak yang menjadi wanita karir dan pekerjaan yang dilakukan wanita bahkan bisa lebih baik dibbandingkan pria.
Pria memiliki sifat cenderung menggunakan otot dan cara berpikir yang pendek sedangkan wanita bersifat cenderung menggunakan perasaan. Image perempuan yang banyak orang mengira bahwa pekerjaan laki-laki hasilnya akan lebih baik dibandingkan dengan wanita. Namun di era modern seperti pada saat ini sudah terhapus. Perempuan Indonesia diperjuangkan oleh R.A Kartini dan hasilnyapun tak sia-sia. Buktinya sudah ada wanita yang menge-cap sebagai Presiden Republik Indonesia yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Banyak sederet wanita-wanita yang mendapatkan peran penting.
Walau terkadang terjadi pembeda-bedaan antara gender laki-laki dan gender perempuan, Namun hal itu sudah tidak lagi mencolok dimasyarakat. Contoh seperti koki terkenal yang didominasi oleh laki-laki. Padahal perempuanlah yang kebanyakan memasak. Namun Farah Queen menjadi koki yang terkenal.
Pembeda-bedaan gender juga tampak terlihat dalam agama. Paus adalah pemimpin agama namun haruslah seorang laki-laki.  alam Keadaan ini seharusnya akan dapat dirubah sekarang ini dengan semakin banyaknya pendidikan, sehingga dapat peluang untuk membuka wawasan mereka melakukan suatu perubahan. Jika kebutuhan primer tersebut dapat dipenuhi, maka langkah berikutnya yaitu menyeimbangkan tugas dan peran laki-laki serta perempuan menjadi seimbang dan menghilangkan diskriminatif.
Melihat fenomena yang demikian pekerjaan perempuan memang menoreh pandangan bahwa, pekerjaan yang dilakoni oleh kalangan perempuan merupakan pekerjaan yang rendah apabila dibandingkan dengan pekerjaan kaum laki-laki. Bagi kelas menengah dan golongan kaya, beban kerja yang dilakukan oleh perempuan tersebut dilimpahkan oleh pembantu rumah tangga. Dan hal itu sesungguhnya mereka merupakan sebagai korban dari bias gender di masyarakat.
Tetapi kesimpulan yang dapat saya tarik penyetaraan gender sudah berjalan dengan baik pada saat ini. Perhatian kepada kaum hawapun sudah terpenuhi dan sekarang hanya perlu mengetahui bagaimana menghargai dan menghormati sesame tanpa membeda-bedakan lawan jenis.

Stratifikasi


I.1.  Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Nikmat-Nya, serta tidak lupa terima kasih untuk segala informan dan rekan-rekan,sehingga saya (Robby Lumenta) dapat menyusun makalah ini yang merupakan tugas Sosiologi selama libur lebaran 2010.

Stratifikasi selalu ada di dalam masyarakat. Hal itu terbentuk dengan sendirinya di masyarakat. Stratifikasi Sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas rendah dari berbagai bentuk. Bentuknya sendiri antara lain Stratifikasi Ekonomi, Stratifikasi Sosial, dan Stratikasi Politik. Stratifikasi sosial digunakan untuk menunjukan ketidaksamaan dalam masyarakat manusia. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa banyak dimensi dalam stratifikasi sosial akan tetapi tidak semua dimensi akan ditulis dalam makalah ini mengingat keterbatasan pengetahuan saya soal hal ini.

Oleh karena itu Makalah ini di buat dan disusun untuk mengembangkan dan menyumbangkan pengetahuan, pemahaman terhadap bentuk-bentuk Stratifikasi.




Buku ini membahas pengertian beserta contoh yang saya kemas secara ringkas.
Saya telah berusaha dengan sebaik mungkin dalam menyusun makalah ini agar dapat mudah dimengerti dan dipahami. serta menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi peningkatan kualitas penulis dan makalahnya.
 Semoga Tuhan Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang selalu memberikan petunjuk kepada kita dalam pembentukan generasi yang maju. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.                       
                                                                                                      Serpong, September 2010
                                                                                                            
                                                                                                            
                                                                                                 
                                                                                                               Penulis(Robby Lumenta)




I.2. DAFTAR ISI
Table of Contents

I.Pembuka

I.1. Kata Pengantar…………………………….................................01
I.2 Daftar Isi…………………………...…………………………….03

II.Isi

II.1. Stratifikasi Ekonomi……………………………………………04
II.2. Stratifikasi Sosial ….………………………………………….06
II.3 Stratifikasi Politik …….………….……………………………09

III.Penutup
III.1. Kesimpulan …………………..………………………………11
III.2. Glosarium……….………...…………………………………..11
III.3. Daftar Pustaka…………...……………………………………11















II.1. ECONOMICAL STRATIFICATION
II.1. STRATIFIKASI EKONOMI

Ekonomi yang dimaksud adalah kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya,                 gambar 1.a dan 1.b gambar orang kaya dan orang miskin
 cara berpakaiannya, maupun ke
-biasaannya dalam berbelanja.
Contohnya adalah orang kaya dan orang miskin. Stratifikasi Ekonomi adalah stratifikasi yang sangat nyata dan mudah dijumpai di dalam masyarakat. Pelapisan Ekonomi dapat dilihat dari segi kekayaan, pendapatan, dan jabatan pekerjaan. Karena setiap orang memiliki kemampuan ekonomi yang berbeda –beda, Maka menyebabkan terjadinya pelapisan atau Stratifikasi Ekonomi. Orang-orang yang berpendapatan sangat besar akan menduduki strata teratas seperti konglomerat, pejabat, presiden, pekerja dengan penghasilan tinggi, dan lain-lain. Sedangkan orang-orang yang memiliki penghasilan kecil ataupun tidak berpenghasilan akan menempati strata terbawah seperti pengemis, gelandangan, pemulung, dan lain-lain.
Diantara lapisan atas dan lapisan bawah terdapat lapisan menengah, yaitu Orang-orang yang berpenghasilan menengah ataupun sedang. Namun setiap orang dapat mengubah lapisannya masing-masing jika orang tersebut mau berusaha dan berprestasi dengan baik. Misalnya seorang anak pembantu berprestasi dan bekerja keras dan menjadi orang kaya saat ia dewasa. Sebaliknya setiap orang yang tidak pandai mempertahankan bisa turun strata, misalnya orang kaya yang bangkrut. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Stratifikasi ekonomi bersifat terbuka. Yaitu memungkinkan seseorang berpindah-pindah dari lapisan satu ke lapisan lainnya.

Sistem pelapisan yang berdasarkan kriteria ekonomi disebut kelas sosial.
• Menurut Karl Marx ada dua macam kelas dalam setiap masyarakat, yaitu kelas atas yang memiliki tanah atau alat-alat produksi lainnya dan kelas bawah yaitu kelas yang tidak memiliki alat-alat produksi kecuali tenaga yang disumbangkan dalam proses produksi.
• Max Weber menyebutkan adanya kelas yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat yang dinamakan stand.
• Joseph Schumpater menyebutkan bahwa sistem kelas diperlukan untuk menyediakan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata.
• Hasan Shadily menyebutkan bahwa kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karena adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas itu masing-masing sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain.
• Secara teoritis kelas-kelas ekonomi masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Kelas Atas (Upper Class), terdiri atas:
• a. Kelas atas lapisan atas.
• b. Kelas atas lapisan menengah.
• c. Kelas atas lapisan bawah.
2) Kelas Menengah (Middle Class), terdiri atas:
• a. Kelas menengah lapisan atas.
• b. Kelas menengah lapisan tengah.
• c. Kelas menengah lapisan bawah.
3) Kelas Bawah (Lower Class):
• a. Kelas bawah lapisan atas.
• b. Kelas bawah lapisan tengah.
• c. Kelas bawah lapisan bawah.
• Mengapa kelas-kelas sosial di dalam masyarakat digambarkan dalam bentuk kerucut? Hal ini berkaitan dengan jumlah warga masyarakat semakin tinggi jumlahnya semakin sedikit.






II.2. SOCIAL STRATIFICATION
II.2. STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial merupakan stratifikasi berdasarkan kasta, tingkat pendidikan, dan jenis pendidikan, serta jenis pekerjaan.
capitalism.gifSistem stratifikasi sosial berdasarkan kasta dapat kita jumpai pada masyarakat Bali. Kasta atau Ukuran kehormatan/Prestise dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur. Juga orang-orang yang memiliki garis keturunan yang dihormati. Contohnya adalah Brahmana, Ksatria, Waisya, Sudra, dan Pariya. Stratifikasi sosial berdasarkan tingkat pendidikan dikelopokkan menjadi seperti pandai, sedang, dan bodoh. Stratifikasi di bidang pendidikan antara lain seperti: pendidikan sangat tinggi (professor, doctor), pendidikan tinggi (sarjana, mahasiswa), pendidikan menengah (SMA), pendidikan                                       gambar 2: kasta
rendah (SD dan SMP), dan tidak berpendidikan ( buta huruf ). Stratifikasi berdasarkan pendidikan bersifat terbuka, artinya seseorang dapat naik pada lapisan yang lebih tinggi. Dengan sifat yang terbuka berarti tidak ditentukan oleh factor materi. Orang biasapun bisa menjadi luar biasa asal memiliki tekad yang kuat.
Pelapisan sosial berdasarkan bidang pekerjaan berpatokan pada keahlian, kecakapan, dan keterampilan. Astrid S. Susanto membagi pelapisan sosial berdasarkan ukuran keahlian sebagai berikut:
a.     Elite adalah orang kaya dan orang-orang yang menempati kedudukan atau pekerjaan yang oleh masyarakat sangat dinilai (dihargai)
b.     Profesional adalah orang yang berijazah serta bergelar dari dunia pendidikan yang berhasil.
c.      Semi profesional, misalnya pegawai kantor, pedagang, teknisi, berpendidikan menengah, dan mereka yang tidak berhasil mencapai gelar.
d.     Tenaga terampil, misalnya orang-orang yang mempunyai keterampilan mekanik teknik pekerja pabrik yang terampil dan pemangkas rambut.
e.     Tenaga semi terampil, misalnya pekerja pabrik tanpa keterampilan, pengemudi truk, dan pelayan restoran.
f.       Tenaga tidak terlatih atau tidak terdidik, misalnya pembantu rumah tangga, tukang kebun, dan penyapu jalanan.
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.


Pelapisan sosial berdasarkan kriteria sosial, model pelapisannya berhubungan dengan prestise atau gengsi.
• Prestises atau gengsi pada masyarakat feodal umumnya diukur dari garis keturunan.
• Di Jawa masa kerajaan terdapat pelapisan dari atas ke bawah yakni:
• 1) Raja (Sultan).
• 2) Kaum Bangsawan (Sentono Dalem).
• 3) Priyayi (Abadi Dalem tingkat tinggi).
• 4) Kawulo (wong cilik).
• Di Tanah Karo kedudukan pendiri desa (Marge Taneh) jauh lebih tinggi daripada rakyat biasa (ginemgem) dan budak (derip).
• Di Timor ada kedudukan USIF (bangsawan) dan TOG (orang-orang biasa).
• Di Inggris ada golongan NOBILITY (Bangsawan) dan dibawahnya COMMONER (rakyat biasa).
• Pada Zaman Hindu warga masyarakat digolongkan ke dalam 4 tingkatan, yaitu:
• 1) Kasta Brahmana (ahli agama, pendeta).
• 2) Kasta Ksatria (golongan masyarakat bangsawan).
• 3) Kasta Waisya (golongan masyarakat biasa, pedagang, petani).
• 4) Kasta Sudra (golongan masyarakat pekerja kasar).
• Pada sistem kasta yang disebut TRI WANGSA adalah Brahmana, Ksatria, dan Waisya. Sedang lapisan terakhir disebut “jaba”.
• Ida (nama untuk Brahmana), Tjokorda, Dewa, Ngahan (nama untuk Ksatria), Bagus, I Gusti, dan Gusti (nama untuk Waisya), Pande, Kbon, Pasek (nama untuk orang Sudra).
• Gelar-gelar tersebut di atas diwariskan secara patrilineal.









II.3. POLITICAL STRATIFICATION
II.3. STRATIFIKASI POLITIK

Inti Politik adalah kekuasaan. Ukuran kekuasaan dan wewenang.Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan. Maka orang yang memiliki kekuasaan atau wewenang paling besar akan sangat dihormati sedangkan orang yang tidak memiliki kekuasaan tidak akan terlalu dihormati. Hal itu terbentuk dengan sendirinya di dalam dunia politik.

Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, maka biasanya orang itu dinamakan pemimpin, dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut-pengikutnya. Perbedaan antara kekuasaan dan wewenang (Authority atau legalized power) ialah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi fihak lain dapat dinamakan kekuasaan. Sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang dapat seseorang atau sekelompok orang, yang mendapat pengakuan masyarakat.

king.jpgStratifikasi politik digolongkan sebagai elite politik meliputi para pemimpin politik, pemimpin militer, pejabat tinggi, dan pengusaha-pengusaha besar. Jadi maksud dari elite politik merupakan kelompok yang mempunyai status tinggi dalam masyarakat. Status tersebut dapat terbentuk karena orang tersebut disegani karena hartanya,  kekuasaannya, dan garis keturunan, dan lain-lain. Contoh orang yang memiliki status tinggi karena hartanya adalah Aburizal Bakrie. Contoh orang berwewenang adalah Kyai-kyai, dan contoh berdasarkan garis keturunan seperti Megawati Soekarno Putri, Keluarga Soeharto, Sri Sultan Hamengkubuwono, dan lain-lain.                          

Gambar 3:raja(contoh pemegan kekuasaan)

Stratifikasi politik atau pelapisan berdasarkan kekuasaan bersifat bertingkat-tingkat(hierarki) yang menyerupai suatu piramida. Menurut Mac Iver, ada tiga tipe umum dalam system dan lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu tipe kasta, tipe oligarki, dan tipe demokratis.

1. Tipe Pertama (Tipe Kasta) adalah sitem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas dan baku. Biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta, dimana hampir-hampir tak terjadi gerak social vertical. Pada puncak piramida, duduk penguasa tertinggi (misalnya Raja), yang didukung oleh bangsawan, tentara dan para pendeta. Lapisan kedua terdiri para petani dan buruh tani. Kemudian lapisan terendah terdiri dari para budak.
2.Tipe Kedua (Tipe Oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi dasar pembendaan kelas-kelas social ditekan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada warga untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu.
3.Tipe Ketiga (Tipe Demokratis). Menentukan kenyataan akan adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya mobile sekali. Kelahiran tidak menentukan seseorang, yang penting adalah kemampuan dan kadang-kadang fator keberuntungan. Tipe ini terbukti dari anggota-anggota parpol yang dalam suatu masyarakat demokrasi dapat mencapai kedudukan-kedudukan tertentu melalui partai.

 

• Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak atau kemauan pemegang kekuasaan.
• Wewenang adalah kekuasaan yang ada pada diri seseorang atau sekelompok orang yang mendapat pengakuan dari masyarakat. Kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang diakui oleh masyarakat disebabkan oleh rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, pemujaan.
• Munculnya sistem kekuasaan kemudian menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan yang sering disebut “Piramida Kekuasaan”.





III.1. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat saya tarik adalah dalam kehidupan bermasyarakat memiliki lapisan-lapisan yang disebut stratifikasi. Stratifikasi dibagi menjadi 3 bentuk yaitu stratifikasi sosial, stratifikasi ekonomi, dan stratifikasi politik.
3 Bentuk itulah yang biasanya sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Namun dengan adanya perbedaan antar kelas, hendaknya kita harus tetap bisa bersatu dengan kelas manapun. JRobby

III.2. GLOSARIUM

Prestise: Kasta atau Ukuran kehormatan
Authority atau legalized power: wewenang
Stratifikasi: pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya kelas-kelas tinggi dan kelas rendah dari berbagai bentuk.


III.3. DAFTAR PUSTAKA

Nurseno. 2009. Theory and Application of Sosiology 2. Jakarta. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
http://id.answers.yahoo.com
http://5osial.wordpress.com
http://fisip.uns.ac.id/